Vietnam - Hari kedua berada di Kota Ho Chi Min City aku putuskan untuk ikut tur Chu Ci Tunnel seharga $10 untuk paket full day. Pagi sekali aku sudah mandi dan bersiap, tepat pukul 9 pagi aku sudah duduk manis di lobby hotel. Sebelumnya aku sempatkan membeli beberapa kudapan sebagai sarapan dan bekal perjalanan nanti. Maklum, aku tidak tahun pasti makanan seperti apa yang akan kuhadapi nanti.
Tampak beberapa orang di lobby hotel memegang kertas yang sama, kutaksir mereka juga sedang menunggu. Tak lama kemudian seseorang datang dan menemui petugas hotel. Rupanya agen tut kami telah datang, kami dikumpulkan berdasarkan jenis
paket, halfday dan fullday. Rupanya yang mengambil paket fullday hanya aku dan seorang perempuan bule yang dari tadi duduj bersebelahan denganku.

Kami diberikan 1 tiket untuk berdua, dan dipandu menuju tempat berkumpul. Setelah berjalan sekitar 5 menit, kami naik ke bus yang akan menjadi membawa kami ke chu ci tunnel.  Tak mau canggung di perjalanan, aku mencoba membuka percakapan dengan perempuan tadi, namanya Ashley, menetap di Brisbane, Australia. 

Percakapan dimulai dengan pengenalan masing-masing, sebelum akhirnya terhenti sejenak karena tur guide kami berbicara melalui speaker tanda tur baru saja dimulai. Tur guide menjelaskan bahwa perjalanan akan memakan waktu 1,5 - 2 jam perjalanan. Tunnel di vietnam sebenarnya ada di beberapa tempat, yang terbesar adalah Moc Bai Tunnel, namun yang sering dikunjungi adalah Chu Ci Tunnel. 

Ditengah perjalanan kami berhenti disebuah komplek berbentuk kuil atau semacamnya. Tak lama guide memberi tahu peserta bahwa kami akan berhenti sejenak untuk melihat-lihat tempat peribadatan Agama Tao. Kisahnya akan aku tulis dilain posting.

Kami juga berhenti di sebuah rumah kreatif para veteran perang vietnam, berbagai jenis souvenir dihasilkan oleh para veteran ini, mulai dari lukisan, keranik hingga batu mulia. Semuanya dihasilkan oleh mereka yang sebagian besar cacat akibat perang vietnam.

Perjalanan pun dilanjutkan, namun tak lama kembali guide kami mengumumkan bahwa tak lama lagi kami akan berhenti sejenak untuk makan siang dan beristirahat. Aku sedikit khawatir, takut tidak cocok dengan menu yang ada. Setelah melihat menu yang ada, akhirnya aku memutuskan untuk memesan Fried Rice with vegetables. Menu yang aman kupikir, ashley pun memesan menu yang sama denganku. 

Beberapa menit kemudian hidangan pun datang, kulihat ashley tampak lahap menyantap nasi goreng ala vietkong itu, sementara aku hanya makan sedikit nasi dan sayuran. Jujur saja ini terlalu berminyak dan rasanya sedikit aneh bagi lidah indonesiaku.

Setelah makan dan beristirahat sejenak tur guide kami memberikan tanda untuk kembali ke bis dan melanjutkan perjalanan. Perjalanan kami pun dilanjutkan dengan perut sedikit terisi, sementara aku masih sibuk mengunyah wafer yang kubeli sebelum berangkat tadi.

Berselang 40 menit sejak berhenti makan siang, bus mulai berhenti di sebuah pekarangan yang cukup luas. Tampak dari kejauhan kulihat papan besar bertuliskan "Welcome To Chu Ci Tunnel".

Kami turun dari bus dan dipandu menuju pintu masuk utama untuk melewati pemeriksaan karcis. Kedatangan kami disambut berbagai persenjataan perang dan bekas bom yang sengaja dipajang. Tur dimulai dengan menonton film dokumentasi tentang pertempuran vietkong melawan tentara amerika. Tur kemudian dilanjutkan melihat beberapa sisa peninggalan perang, guide mulai menjelaskan satu persatu spot-spot yang kami kunjungi. Salah satunya adalah pintu masuk ke dalam terowongan bawah tanah tempat dimana vietkong bersembunyi dari tentara amerika. 
Pintu masuk terowongan itu sangat kecil, kutaksir diameternya tak sampai 30cm. Tentu tidak akan muat untuk ukuran tentara amerika. Guide menjelaskan secara detail bagian-bagian dalam terowongan dengan bahasa inggris yang fasih dan logat vietnam yang terdengar lucu. 
Di dalam terowongan terdapat beberapa ruangan yang terbagi menjadi 3 level, level pertama dengan kedalaman 3 meter, level kedua dengan kedalaman 6 meter dan level ketiga dengan kedalaman 9 meter yang biasanya digunakan sebagai tempat persembunyian dari serangan bom dan menyimpan amunisi. Level pertama kerap di panggil sebagai zona peperangan, merakit senjata, dan dapur. sedangkan level kedua digunakan sebagai tempat perawatan dan anak-anak.  Didalam terowongan juga dilengkapi dapur yang canggih sehingga tidak mengeluarkan asap, sumur dan aliran sungai.

Selanjunya kami dikenalkan dengan berbagai perangkap perang yang cukup menakutkan, beberapa diantaranya sangat menyakitkan jika dibayangkan. Wajar saja amerika sangat kewalahan menghadapi vietnam dulunya. Tak lupa kami juga dihidangkan makanan khas vietkong ketika harus berdiam di dalam terowongan, singkong rebus yang dicocol dengan kacang dan gula. Lazim bagi ku, hehe..
Selanjutnya kami diperkenankan untuk masuk ke dalam tetowongan yang berjarak cukup jauh, sekitar 100 meter panjangany. Terowongan ini sangat sempit, sehingga aku pun harus membungkuk untuk bisa masuk ke dalam, jelas kini aku paham mengapa ashley tidak mau masuk ke dalam. Berbekal senter dari handphone, aku menyusuri sempit dan gelapnya terowongan hingga akhir. Lega rasanya ketika berada diluar, keringat mengucur deras, aku membayangkan bagaimana mereka bisa bertahun-tahun berada di dalam sana. Salut untuk vietkong.

Diakhir tur kami diajak untuk sedikit menikmati suasana perang dengan mencoba berbagai senjata api. $30 untuk menembakkan 10 buah peluru dari senapang otomatis M16. Cukup menantang, sayangnya terlalu mahal bagiku hanya untuk merasakan sensasi menembak.

Rangkaian tur telah berakhir, kini kami dipersilahkan untuk mempersiapkan diri kembali ke Pham Ngu Lao Street. Cukup melelahkan, tampak kulihat ashley langsung tertidur sesaat bus berjalan. Setimpal untuk tur seharga $10. Lotus tur ini sangat recomended..!!! (danubelitong)