Pembangunan di Belitung kini mulai menggeliat, beberapa infrastruktur pun mulai mendapat sentuhan Pemerintah setempat. Alih-alih menuju kota wisata, Belitung kini mulai berbenah dan mempercantik diri. Wajah kota mulai menunjukkan identitasnya, bermodal Tugu Batu Satam di Pusat Kota, Pemerintah Setempat tampaknya mulai memperhatikan semua sektor yang dapat mempertajam keunggulan wisata Belitung, tidak hanya terfokus kepada kekayaan alam semata. Tentu saja hal tersebut harus mendapat dukungan serius dari masyarakat yang ingin Belitung mencapai cita-citanya sebagai Next Destination Of National and International tourism.
Namun rupanya mimpi indah itu harus ternodai oleh prilaku oknum masyarakat dan keteledoran petugas atas menumpuknya sampah di muara sungai Siburik. Beberapa sampah plastik dan rumah tangga menghiasi tumpukan sampah di sepanjang aliran sungai Siburik, terutama sekali di daerah pintu masuk Pelabuhan Tanjungpandan. Himbauan Pemerintah untuk tidak membuang sampah di sepanjang aliran sungai, ternyata tidak menyurutkan oknum-uknum tertentu yang gemar membuang sampah di aliran sungai Siburik. Sungguh ironi rasanya, ketika mata kita dimanjakan dengan keindahan pusat kota Tanjungpandan dan Sun Set di Pantai Tanjungpendam, lalu mata kita disuguhkan dengan "muara sampah " di jantung kota.
Sudah lama rasanya cerita tentang orang yang berjiwa pahlawan berlalu, orang yang mau dengan sukarela berbuat untuk kepentingan orang banyak . Belitung rindu dengan orang-orang yang mau mengacungkan tanga, menyodorkan diri secara sukarela, berbuat untuk Belitung. Di jaman ini, rasanya tidak perlu menjadi orang "nomor satu" bila ingin berbuat untuk Belitung, tapi masih adakah di Belitung ini orang-orang yang diimpikan itu ?? atau hanya ada sekelompok masyarakat yang mau "berbuat untuk Belitung" karena "perintah" atau "uangnya " ??? mari kita tanyakan kepada harapan-harapan yang terombang-ambing di aliran sungai siburik.
(Penulis : danu_belitong + segenap harapan)
Published with Blogger-droid v1.7.4
1 Komentar