Tiket Masuk Angkor Wat
Phnom Phen - Keberadaanku di kota ini hitungan jam, itu semua dikarenakan aku molot 1 hari dari jadwal. Seharusnya kemaren malam aku sudah berada disini, tetapi justru aku masih berada di Saigon. Alhasil trip kota Phnom Phen terpaksa di-skip. Karena aku harus sudah berada di Siem Riep besok malam untuk penerbangan ke Bangkok, kondisi waktu libur yang sedikit terpaksa aku tidak bisa menempuh jalur darat menyeberangi perbatasan Kamboja - Thailand.
Setelah makan malam dan beristirahat sejenak, akhirnya kami dipersilahkan memasuki bus dan menaruh barang-barang kami di
bagasi. Ditiket tertulis seat number 6D, tapi disini hanya ada ranjang bukannya tempat duduk dan yang ada hanya 6A dan 6B.haha..akhirnya aku bisa merasakan sensasi naik sleeping bus.

Bus Ticket
Ada 2 ranjang di deret ke 6, semula aku mengambil yang sebelah lorong dengan maksud jika ingin ke toilet aku tidak perlu mengganggu penumpng sebelah. Namun aku mengurungkan keinginan itu, soalnya AC dari atas dek mengarah langsung dan tidak bisa ditutup karena klop penutupnya jebol. Aku segera mengambil inisiatif mengapling ranjang sebelah lagi mumpung orangnya belum datang, lagian di tiket hanya tertulis seat nomor 6D. Hihi..
Untung saja setiap ranjang dibekali dengan selimut oleh penyedia jasa bus, jadi setidaknya sedikit bisa menahan dinginnya pancaran AC. Tak lama berselang datanglah seorang anak muda sebaya dengaku dan tampaknya mendapatkan nomor 6 juga. Semula dia tidak komplain ketika aku duduk di ranjang dekat jendela, tetapi kemudian dia mulai gelisah karena mulai merasakan    gencarnya serangan dingin AC. Dia sempat bertanya namun kujawab ditiket tertulis nomor 6D, tak lama dia langsung komplain ke petugas seperti yang kulakukan sebelumnya. Aku tersenyum kecil.

Bus berangkat pukul 22.10 waktu Kamboja, teman ranjang sebelah mengajak berkenalan. Dia cukup terkejut ketika ku katakan berasal dari Indonesia, kemudian dia menunjukkan sebuah foto kenalannya orang bukit tinggi, Sumatera Barat. Dia bekerja sebagai pegawai pemerintahan dan sedang dalam perjalanan dinas ke Siem Riep untuk beberapa hari. Percakapan singkat yang menarik sebelum kami berdua memutuskan untuk tidur.

Sebenarnya aku tidak benar-benar tidur, bus berguncang hampir di setiap saat. Klakson berbunyi hampir setiap 30 detik, aku hanya berusaha memejamkan mata. Karena tidur adalah penting saat kau dalam perjalanan. Mungkin aku tertidur selama 20 atau 30 menit selama 6 jam perjalanan . Tampak diluar langit sudah mulai terang, tanda pagi menjelang. Bus mulai melambat dan berhenti sempurna dalam sebuah halaman cukup luas yang berpagar. 

Welcome To Siem Riep..!!!

Name Card Mr. Tee
Tampak beberapa sopir tuk-tuk berkerumun di pintu keluar, aku berusaha tenang dan tidak terburu-buru menerima tawaran mereka. Kuperharikan wajahnya satu persatu, dan akhirnya pilihanku jatuh pada Mr. Tang Sangren (Tee). Kami sepakat pada harga $20 untuk 1 hari penuh sudah termasuk antar ke bandara, lumayan mahal memang. Tapi kupastikan pelayananya cukup baik dan ramah. Me.Tee cukup fasih berbahasa inggris, dia menanyakan apakah aku ingin sarapan terlebih dahulu atau langsung ke Angkor Wat. Dan kuputuskan langsung ke tample karena katanya disana juga terdapat sejumlah warung makanan. 

Angin semilir menerpaku di pagi hari diatas tuk-tuk. suasana pagi di Siem Riep sangat tenang dan segar. Lebatnya pepohonan di kanan dan kiri jalan, menyuplai oksigen yang baik bagi masyakart di sekitarnya. Tampak beberapa anak sekolah berjalan kaki dan sebagian lagi menggunakan sepeda motor. Beberapa warung makanan tampak dikerumuni warga berebut menu sarapan, entah mengapa aku tak merasa lapar pagi ini. Kami kemudian mulai melambat dan masuk ke sebuah pekarangan untuk membeli tiket. Aku dipersilahkan oleh petugas menghadap sebuah kamera untuk diambil foto yang nantinya akan menjadi identitas pribadi di tiket seharga $20 itu. Setelah mendatpatkan tiket kami kembali melanjutkan perjalanan memasuki komplek candi angkor yang terkenal itu.

Sehari Menjelajahi Angkor Wat Temple Kamboja