Khao San - Lampu runway sudah terlihat, pesawat mulai merendah dan mengepakkan sayapnya. Selamat datang di Thailand, negeri yang menyajikan Tom Yum yang lezat itu. Pesawat pun mendarat dengan sempurna dan para penumpang dipersilahkan turun. Cuaca tenang dan sedikit agak gerah, padahal sekarang ini sudah hampir tengah malam. Memang beberapa media online yang kubaca seminggu terakhir mengungkapkan bahwa cuaca di Bangkok sedang panas.
Setelah melalui melalui imigrasi aku turun ke lantai dasar dan bergegas menuju ke pojok kiri bandara. Tempat dimana antrian taks biasa mangkal. Terlambat..!! Antrian sudah mengular hingga ke dekat eskalator . Sembari menunggu antrian, aku menukar dollar yang tersisa.
Baht sudah ditangan, setidaknya aman untuk membayar taxi. Beberapa artikel menyebutkan jarak dari bandara ke Kawasan Khao San Road lumayan jauh, ongkosnya berkisar antara 350-450 baht. Bila sharing taxi pasti lebih murah, selain ada teman ngobrol juga lebih hemat.
Setelah melalui melalui imigrasi aku turun ke lantai dasar dan bergegas menuju ke pojok kiri bandara. Tempat dimana antrian taks biasa mangkal. Terlambat..!! Antrian sudah mengular hingga ke dekat eskalator . Sembari menunggu antrian, aku menukar dollar yang tersisa.
Baht sudah ditangan, setidaknya aman untuk membayar taxi. Beberapa artikel menyebutkan jarak dari bandara ke Kawasan Khao San Road lumayan jauh, ongkosnya berkisar antara 350-450 baht. Bila sharing taxi pasti lebih murah, selain ada teman ngobrol juga lebih hemat.
Namun hingga di line akhir antrian belun ada tanda-tanda bule yang menawari sharing taxi, terpaksa aku naik taksi sendiri. Tak ada pilihan lain sudah malam begini, sebenarnya lebih aman bila menguinap di bandara untuk ladies yang solo backpacker. Aku sendiri sedikit dikategorikan nekad, sendirian dalam taksi di negara yang baru pertama kali dikunjungi. Si sopir sempat berusaha nego harga, 450 baht untuk sampai ke Khaosan Road. Aku berusaha menawar 300 baht, namun dia hanya berkata "no" dan menggelengkan kepala. Akhirnya kami bersepakat menggunakan argo.
Perjalanan ke Khaosan Road memakan waktu hampir 1 jam, argo sudah menunjukkan angka 350 baht. Kini taxi sudah berhenti di depan persimpangan Rambutri Street, satu blok dari Khaosan Road. Rupanya hotel yang kupesan via obline tepat di depan mata. So, aku tidak perlu jauh-jauh berjalan. Setelah memperlihatkan pasport dan bukti bookingan, aku diminta uang deposit sebesar 1.000 bath yang nanti bisa diambil kembali ketika check out.
Hotel
Aku menginap di SleepInn Hotel yang terletak di Jalan Rambutri, bersebelahan dengan Jalan Khaosan Road. Kamar hotel sudah kupesan jauh-jauh hari melalui jasa online, kebetulan saat itu sedang ada promo. Kamarnya tak besar, cukup untuk dua orang. Sayangnya tak ada yang mau sharing room, hehe..kan lumayan. Setelah memisahkan barang-barang berharga dan menyimpannya dalam safety box, aku bergegas turun ke bawah mencari makan. Ternyata suasana sudah berubah, semarak kehidupan malam di kawasan ini mulai kentara. Cafe disepanjang jalan Rambutri dan Khaosan ramai dikunjungi wisatawan asing.
Aku menginap di SleepInn Hotel yang terletak di Jalan Rambutri, bersebelahan dengan Jalan Khaosan Road. Kamar hotel sudah kupesan jauh-jauh hari melalui jasa online, kebetulan saat itu sedang ada promo. Kamarnya tak besar, cukup untuk dua orang. Sayangnya tak ada yang mau sharing room, hehe..kan lumayan. Setelah memisahkan barang-barang berharga dan menyimpannya dalam safety box, aku bergegas turun ke bawah mencari makan. Ternyata suasana sudah berubah, semarak kehidupan malam di kawasan ini mulai kentara. Cafe disepanjang jalan Rambutri dan Khaosan ramai dikunjungi wisatawan asing.
Terkesima boleh, tetapi perut harus makan. Setelah bertanya dengan salah satu petugas hotel, aku bergegas mencari pos polisi di permulaan jalan Khaosan Road. Ada apa ? Sebab sebelahnya ada MC. Donald...haha..lumayan buat ganjal perut. Eitsss..sebelumnya nyobain Padthai dulu dan minum kelapa thailand yang dingin. Slruuuppp...
Perut sudah kenyang, saatnya mengeksplore kawasan ini. Tak jauh berbeda dengan kawasan Legian-Poppies Bali dan Pham Ngu Lao Vietnam, kawasan ini pun diramaikan oleh cafe, tempat refleksi, dan kuliner khas thailand. Bahkan bagi pecinta kuliner ekstreem, anda bisa mencoba kalajengking goreng dan sebagainya. Eitss..jangan main foto sembarangan, atau anda akan dikenai biaya 10 baht untuk sekali foto. Hihi...
Mencoba membaur dengan segelas Singha, menikmati suasana malam khas Thailand. Sempat mengobrol dengan beberapa tamu cafe dan mereka berkata "Bali Bagus..!!". Haha..rata-rata memang di kawasan ini dalah budget traveller atau backapacker, bahkan ada yang sudah bepergian selama 6 bulan berkeliling asia. Membuatku sangat iri..huft..!!
Semakin malam semakin hangat, mulai kelakuan tak dapat dijaga. Tampak beberapa turis asing bertingkah polah aneh, tentu saja alcohol effect. Pemandangan yang lazim di kawasan seperti ini, hanya menjadi bahan tontonan dan tertawaan turis lainnya. Sementara polisi wisata Thailand hanya memantau dari kejauhan, sama seperti prostitusi yang mulai bermunculan seiring larut malam. Malam yang berkesan di Khaosan Road . (db)