Pulau Lengkuas, salah satu objek wisata Pulau Belitung yang keberadaannya makin mencuat ke permukaan. Hampir setiap travel agen yang ada di Belitung memasukkan Pulau Mercusuar ini ke dalam rute tour mereka. Tidak tanggung-tanggung, Pulau Lengkuas ini pun kini mulai melanglang buana menjadi objek wisata internasional. Tidak sedikit turis asing yang telah datang dan kagum terhadap keindahan pulau ini.
Semakin terkenalnya Pulau Lengkuas membawa berkah bagi sebagian kalangan. Beberapa travel agency pun meraup keuntungan sedikit demi sedikit, Pemerintah Daerah sedikit tertolong dengan bertambahnya jumlah uang yang beredar di Belitung. Masyarakat setempat pun kini boleh sedikit tersenyum dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung kesana, beberapa nelayan berkesempatan mendapat penghasilan tambahan dengan menyewakan boat mereka untuk mengantar jemput pelancong ke Pulau Lengkuas dan Pulau Burung. Selaras dengan masyarakat pesisir yang tengah sibuk melayani para wisatawan yang berbelanja makanan dan minuman di pesisir pantai.
Menjadi objek wisata yang sedang naik daun, tidak menjamin Pulau Lengkuas ternoda dari tangan-tangan nakal wisatawan lokal maupun asing. Beberapa botol plastik bekas minuman dan plastik pembungkus makanan tergeletak tanpa bertuan di pesisir pantai yang putih. Tong sampah pun hanya menjadi sebuah tugu keramat yang sangat disegani untuk didatangi. Alhasil, mozaik-mozaik sampah seperti kerikil diantara mutiara. Tua tak memberi contoh dan muda tak bisa diandalkan, pulau lengkuas nyaris tenggelam oleh sampah.
Tidak tahu akan menyalahkan siapa, tapi ini seperti indikasi bahwa memang masyarakat kita masih belum siap untuk menjadi daerah tujuan wisata. Jumlah wisatawan lokal (urang Belitong) yang lebih banyak berkunjung, seharusnya bisa menjadi contoh bagi wisatawan asing dalam menjaga kelestarian pantai, dan itu dimulai dari hal yang paling mudah, membuang sampah di tempat sampah.
Lelah hati rasanya melihat kebiasaan buruk seperti ini, bersyukurlah saudaraku.... bersyukurlah saudaraku..... bersyukurlah saudaraku... atas semua pemberian Yang Maha Kuasa ini kepada kita. Pantai yang indah dengan pasir yang bersih, laut yang tenang membiru dengan eksotismenya yang bergejolak. Bahwa kita ini punya sesuatu yang orang lain tidak punya, seandainya saja pulau ini bisa di pindahkan dan dijual, ribuan daerah baik dalam dan luar negeri yang akan membelinya. Ayolah, hanya ini terakhir yang kita punya...pariwisata....kejayaan tambang sudah berakhir, pertanian diambang kritis. Bila ini sudah rusak, maka habislah kita, hanya menjadi pulau konsumtif yang tidak bisa menghasilkan apa-apa.
Bukan ingin menyalahkan apalagi menggurui, ini hanya sebuah ajakan yang tulus dari seorang putera belitung. Mari saudaraku, mari pemerintah setempat, mari mahasiswa dan pelajar dan semua pemuda-pemudi Belitong, kita turun ke lapangan, lakukan apa yang kalian bisa untuk menjaga objek wisata kita tetap bersih dan lestari. Stop dulu teriak sana sini di jalanan, kalau ingin berbuat untuk Belitong, ini hal paling konkrit yang bisa dilakukan. Mana pemuda-pemudi Belitong yang katanya ingin berbuat untuk tanah Belitong ini ?? yang dulu sempat berteriak lantang dibundaran HI , Jakarta. Ayo turun secara sukarela, berikan sosialisasi dan menjadi contoh bagi masyarakat. Untuk menjadi seorang yang besar, tak selalu memulai dari hal yang besar, tetapi kesuksesan itu bermula dari hal yang kecil dan mudah. Lalu dimana para kelompok pecinta alam ?? Aku rasanya menyesal hidup jauh dari tanah kelahiran, sesuatu yang orang pulau sebelah cari-cari dan kembangkan, malah disia-siakan disini.
Apakah masyarakat kita bisa ??? Sangat bisa, hal kecil yang bisa contohkan. Ketika salah seorang dari kru Sang Pengopi mulai mengumpulkan sampah dan membuangnya sedikit demi sedikit ke tampat sampah, beberapa masyarakat / wisatawan ternyata tergerak untuk melakukan hal yang serupa. Artinya, harus "ade nok nguluek " ( memberi contoh dengan berbuat lebih dahulu). Adakah pemuda-pemudi Belitong yang mau merapatkan barisan, untuk bergiliran membersihkan sampah di pantai setiap minggunya ??? tanpa harus berpikir terlebih dahulu mengenai materi.
Bukan hanya Pulau Lengkuas, Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang dan banyak tempat lainnya yang merindukan belaian kasih sayang pemuda-pemudi Belitong dalam menjaga kelestariannya. Apakah harus menunggu hingga kesempatan itu hilang atau sebuah coretan di dinding batu di pantai bertambah ??? Hari ini mulailah untuk tidak selalu bergantung kepada pemerintah dan menyalahkan orang lain , mari kita berbuat terlebih dahulu, bila mendapat perhatian dari pemerintah setempat maka hukumnya bersyukur, jika tidak, tetaplah berjuang, karena ini adalah hal yang paling konkrit yang bisa kita berikan untuk tanah kelahiran tumpah darah hidup mati kita. Mulai hari ini, dari diri kita sendiri, dari hal yang paling kecil dan belajarlah untuk mencontohkannya untuk keluarga dan orang lain. (Dan)
Ternyata tumpukan sampah tidak hanya menghantui Pulau Lengkuas, Pantai Tanjung Tinggi dan Tanjung Pendam pun ikut tercemar oleh sampah. Sampah seperti sebuah luka kecil, yang apabila tidak diobati lama-kelamaan akan infeksi dan mempengaruhi organ yang lainnya. Dan bukan tidak mungkin kematian akan datang lebih cepat, hanya karena sebuah luka kecil yang tak seberapa. Apakah ini sebuah kebiasaan atau ketidakpedulian ??
Foto berikut diambil beberapa hari yang lalu, 03/09/2011 di belakang perkampungan Tanjung Pendam, sebuah perkampungan dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Logikanya seharusnya, pessisir pantai disini jauh lebih bersih dan terawat dibandungkan dengan Pulau Lengkuas yang nyaris tak berpenghuni. Mungkin ada lebih dari 200 keluarga di sepanjang pantai ini, anggap saja satu rumah menghasilkan 1/2 kg sampah setiap harinya, maka ada 100 kg sampah setiap harinya. Itu berarti ada 3 ton sampah yang beredar di laut tanjungpendam. Kami bukan ingin menghakimi atau memojokkan masyarakat pesisir Tanjungpendam, ini hanya sebuah cara modern untuk membuka mata kita semua, terutama sekali bagi kami. Bahwa masih banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan dengan mudah, asal ada kemauan, tapi memiliki dampak yang luar biasa bagi masyarakat.
Published with Blogger-droid v1.7.4
2 Komentar
ukan juak salah pemerintah, tape pengunjung nok datang kuang di beri peringatan juak jadi e...
JackAlizar