Saigon - Pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Ho Chi Minh City, setelah melewati imigrasi aku menukar sejumlah uang di Money Changer untuk kebutuhan selama di Vietnam. Sekarang saatnya mencari cara untuk bisa sampai ke Bui Vien Street di kawasan backpacker Pham Ngu Lai Street. Sepertinya cara tercepat dan teraman saat ini adalah menggunakan taksi.
Setelah antri sekitar 15 menit, akhirnya aku mendapatkan taksi. Sebelum masuk aku bertanya apakah tarifnya menggunakan argo
resmi, sang sopirnya pun mengangguk iya. Akhirnya perjalanan ke hotel dimulai. Suasananya tak jauh berbeda dengan jakarta yang semrawut, hanya saja disini mereka berjalan di jalur sebelah kanan.
resmi, sang sopirnya pun mengangguk iya. Akhirnya perjalanan ke hotel dimulai. Suasananya tak jauh berbeda dengan jakarta yang semrawut, hanya saja disini mereka berjalan di jalur sebelah kanan.
Perjalanan menuju hotel cukup lancar, hingga pak sopir mulai melambat dan menepikan taxi tepat di lobby Kaitekki Hotel. Argo hotel menunjukkan angka 370.000,- Vietdong, berarti sekitar Rp. 160.000,-. Lumayan mahal, hanya saja agak sedikit repot membawa carrier jika harus menggunakan angkutan umum.
Setelah check in aku dipersilahkan untuk mengganti sepatu dengan sendal khusus barulah naik ke kapsul tidur di lantai 3. Aku di beri loker khusus dengan pengamanan nomor pin persis seperti deposit box. Setelah menaruh semua tas dan memisahkan perlengkapan mandi, aku naik ke kapsul tidur tingkat dua. Kapsul berukuran 2x1x1 meter ini lumayan lengkap untuk fasilitas seharga Rp. 45.000,-/malam via Agoda (Promo), ada TV Flat, AC, lampu baca, multifungsi box, dan tentu saja tirai penutup. Aku beristirahat sejenak.
Siang ini rasa lapar datang lebih cepat, sepertinya aku harus keluar hotel untuk mencari pengganjal perut. Untung saja di sebelah hotel ada warung jajanan khas vietnam, Pho. Makanan ini mirip pecel sayur di Indonesia, hanya saja mereka sayurnya lebih beragam. Tapi dasar perut orang Indonesia, acara makan siang hari ini pun harus di tutup dengan KFC yang berjarak sekitar 200 meter diseberang jalan.
Perut sudah terisi, sekarang waktunya exploring this area. Aku memilih berjalan kaki menyusuri kawasan Pham Ngu Lao Street hingga ke museum perang. Sayangnya aku lupa bawa kamera, sehingga tidak sempat mengabadikannya. Maklum tidak ada rencana sebelumnya. Rencananya nanti malam aku akan berkunjung ke pasar malam dadakan di sekitar sini, Ben Than Market. (Danu Berata)